Ranukumbolo 2400mdpl |
Jujur aja, gue bukan seorang pendaki atau traveller handal yang suka berpetualang. Tapi gue suka banget jalan-jalan ke tempat yang menurut gue memiliki daya tarik tersendiri.
Indonesia ini cantiknya bukan main. Kalian minta darat bukit laut dan gunung semuanya indah, semuanya cantik, semuanya keren. Ada banyak destinasi wisata yang gue masih penasaran gimana rasanya saat ke sana. Alhamdulillah berkat kesempatan dari Tuhan, sebelum gue deportasi ke Cirebon gue masih bisa ngerasain gimana ada di puncak Bromo dan Ranukumbolo.
12 Juni 2015, gue bersama 4 orang sahabat gue berhasil sampai di kawasan perkemahan di pinggir danau Ranukumbolo.
Perjalanan ini awalnya hanya sebuah wacana. Tapi karena rasa penasaran lebih kuat daripada isi dompet kita semua, maka kita pun memutuskan untuk tetap berangkat ke sana meski sedikit nekat. Butuh sekitar 3 hari untuk mempersiapkan semuanya. Karena jujur saja ini pertama kalinya buat gue untuk camp di gunung dan gue masih belum paham hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan. Setelah mencari referensi sana sini, persiapan pun terpenuhi secara sempurna bahkan menjadi berlebihan.
Peralatan yang dibawa cukup mudah didapat. Beberapa diantara cukup sewa saja di penyewaan alat-alat camping. Yang harus disiapkan yaitu, tas carrier (kapasitas tergantung kebutuhan), tenda outdoor, matras secukupnya, sleeping bag, nesting, kompor outdoor beserta gasnya, pakaian secukupnya, bekal yang berlimpah karena kalian pasti akan menguras tenaga, dan persiapan fisik yang cukup. Oiya, untuk beberapa gunung tertentu dibutuhkan surat keterangan kesehatan yang masih berlaku untuk sarat pendakian.
Buat kalian yang baru pertama kali ke gunung, gue punya beberapa saran sebelum kalian berangkat. Pertama, gue nggak menyarankan kalian naik gunung pake celana panjang berbahan jeans. Karena bakal bikin kalian sulit bergerak, terutama jika jalurnya cukup terjal. Pakailah celana training atau sejenisnya yang memiliki bahan lebih halus dan bikin kita bebas bergerak. Kedua, perbekalan yang cukup. Harus benar-benar cukup ya mengingat kalian posisinya ada di atas gunung dan di sana ga mungkin ada indomaret atau alfamart atau bahkan tukang dagang makanan yang biasanya keliling kampung. Ketiga, jangan bawa banyak pakaian. Bawalah pakaian secukupnya terutama yang berbahan tebal. Karena jika kalian bawa pakaian terlalu banyak selain memberatkan tas, pakaian tersebut tidak akan terpakai. Jujur aja, gue nyesel bawa berapa biji kaos dan ternyata ga kepake karena kondisi yang dingin bikin males mandi dan gue lebih milih pake kaos yang tebel doang. Keempat, bawalah trashbag atau kantong sampah. Hal ini cukup penting mengingat kita harus bisa menjaga kebersihan serta lingkungan.
Jadi, waktu itu gue berangkat dari rumah gue yang terletak di Kepanjen, Kabupaten Malang sekitar jam 7 pagi. Karena ada banyak jalur untuk bisa sampai ke Ranupani (Pos pendaftaran pendakian TNBTS), gue pilih jalur yang terdekat yaitu lewat Tumpang. Butuh kurang lebih sekitar 2 jam untuk sampai ke Ranupani. Akses jalan cukup mudah, sudah aspal namun di beberapa titik masih ada yang bergelombang.
Sekitar jam 9 pagi gue dan kawan kawan sudah mendarat parkir di Ranupani. Sebelumnya gue kira bisa langsung ke loket, tetapi ternyata kita semua harus mengikuti briefing yang diadakan oleh sukarelawan setempat terlebih dahulu. Kami pun pasrah mengikuti aturan yang berlaku dan antri menunggu giliran untuk ikut briefing.
Ranupani |
Jam 11 siang kami selesai mengikuti briefing lalu langsung saja kami mengurus pendaftaran serta administrasi untuk mendaki. Untuk administrasi di TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) ada beberapa persayaratan yang harus dipenuhi yaitu surat keterangan kesehatan, mengisi formulir di tempat, membawa kartu identitas, serta membayar administrasi.
Setelah semua selesai kira-kira jam 12 siang, kami mulai mendaki menuju Ranukumbolo. Track dari Ranupani sampai ke pos 1 sudah menggunakan paving block. Lalu jarak dari pos 1 ke pos 2 tidak jauh, mungkin hanya sekitar 30menit untuk naik. Setelah pos 2, barulah track mulai terjal dan akan melewati beberapa titik bekas longsor karena musim hujan. Jarak dari pos 2 ke pos 3 cukup jauh, tapi setelah sampai di pos 3 kami disuguhi pemandangan yang menyejukkan mata.
Setelah pos 3, ada sebuah tanjakan yang cukup terjal dan bikin kami kewalahan. Belum lagi dengan barang yang kami bawa juga cukup berat. Bagi kalian yang belum terbiasa dan baru pertama kali, bisa dipastikan kelelahan saat melewatinya.
Tanjakan tadi sudah berhasil kami lewati. Kini, kami harus melanjutkan perjalanan untuk sampai ke Ranukumbolo. Jalur yang kami tempuh setelah pos 3 cukup jauh untuk sampai ke sana. Setelah menyusuri jalan setapak yang cukup jauh akhirnya kami dapat melihat keindahan Ranukumbolo untuk pertama kalinya. Kami tidak perduli dengan matahari yang sudah kembali ke peraduannya. Kami tetap beristirahat di sana sambil menikmati indahnya pemandangan di depan mata kami.
Landengan Dowo |
Di atas awan |
Tanjakan tadi sudah berhasil kami lewati. Kini, kami harus melanjutkan perjalanan untuk sampai ke Ranukumbolo. Jalur yang kami tempuh setelah pos 3 cukup jauh untuk sampai ke sana. Setelah menyusuri jalan setapak yang cukup jauh akhirnya kami dapat melihat keindahan Ranukumbolo untuk pertama kalinya. Kami tidak perduli dengan matahari yang sudah kembali ke peraduannya. Kami tetap beristirahat di sana sambil menikmati indahnya pemandangan di depan mata kami.
Kami beristirahat sekitar setengah jam lamanya. Tidak perduli dengan hari yang sudah gelap, kami kembali melanjurkan perjalanan menuju kawasan perkemahan. Karena tidak ada penerangan dan hari mulai gelap, kami menggunakan lampu senter yang bisa ditaruh di kepala untuk memudahkan kami dalam melangkah. Butuh waktu sekitar 1 jam untuk sampai di kawasan perkemahan sebelum akhirnya mendirikan tenda.
Suhu udara dingin sekali di sana. Waktu juga sudah menunjukkan jam 7 malam. Jika dihitung-hitung kami sudah menempuh perjalanan kurang lebih 11km dan memakan waktu selama 7jam. Bagi yang sudah terbiasa, hanya butuh waktu 5-6jam saja untuk sampai ke Ranukumbolo.
Berikut adalah foto-foto sepanjang perjalanan kami menuju Ranukumbolo.
0 komentar:
Posting Komentar